Detail Buku
Judul Atlas Wali Songo
Sub Judul Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah
Penulis
Deskripsi Fisik 507 halaman
Penerbit Pustaka IIMaN
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016
ISBN 978-602-8648-18-9
DDC
No Panggil
Genre/Subjek
Bahasa Indonesia
Seri
Update Terakhir Kamis, 06 Mei 2021, 4:32 wib
About the book

Jika anda membaca Ensiklopedi Islam yang tujuh jilid dan mencari informasi tentang Wali Songo, dijamin Anda tidak akan menemukannya. itu artinya, pada masa depan, kira-kira 20 tahun ke depan, Wali Songo akan tersingkir dari percaturan akademis karena keberadaan mereka tidak legitimate dalam Ensiklopedi Islam. Wali Songo kedepan akan tersingkir dari ranah sejarah dan tinggal mengisi ruang folklore sebagai cerita mitos dan legenda. Di dalam Ensiklopedi Islam itu tercantum kisah tiga serangkai Haji Miskin, Haji Sumanik, Haji Piabang sebagai pembawa ajaran Islam (Wahabi) ke Sumatra Barat. Itu berarti, anak cucu Anda kelak akan memiliki pemahaman bahwa Islam baru masuk ke Nusantara pada tahun 1803 Masehi, yaitu sewaktu ketiga serangkai Haji itu menyebarkan ajaran Wahabi ke Sumatra Barat.

Membaca buku sejarah Wali Songo karya Agus Sunyoto ini sungguh mengasyikkan. Meskipun volumenya relatif tebal, tetapi tidak membosankan, karena di dalamnya disajikan berbagai cerita dan fakta sejarah yang penting dan menarik untuk dikaji. Karena itu, di sela-sela kesibukan saya menerima tamu dan menghadiri undangan ceramah di berbagai tempat, saya menyempatkan diri untuk menyimak isi buku ini halaman demi halaman berulang-ulang guna mendalami setiap temuan sejarah yang disajikan secara gamblang dan meyakinkan oleh penulisnya.

Banyak pengalaman yang saya peroleh saat pertama membaca buku ini. Setidaknya, selama ini saya hanya mendengar kisah Wali Songo dari cerita lisan berdasarkan sumber yang tidak dapat dikonfi rmasi, sehingga tingkat validitasnya juga rendah, tetapi hanya itulah yang ada. Hanya cerita setingkat mitos itulah yang selama ini banyak kita gunakan dalam setiap ceramah dan dakwah, bahkan dalam penulisan buku, terutama yang terkait dengan penyebaran Islam di Nusantara. Akan tetapi, dengan membaca buku berjudul Atlas Wali Songo: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah ini, kita mendapatkan bukti-bukti historis yang meyakinkan tentang sejarah Wali Songo yang sangat kita hormati itu, sehingga tingkat kredibilitas dan validitasnya lebih tinggi. Dengan demikian, kehadiran Wali Songo tidak lagi ditempatkan dalam pinggiran sejarah sebagaimana terjadi selama ini.

Dalam membaca sejarah Wali Songo, selama ini kita selalu terombang-ambing antara mitos dan fakta. Akibatnya, ketika menyampaikannya, kita merasa kurang yakin. Tetapi, dengan memperoleh pijakan historis yang kuat seperti buku ini, kita akan lebih yakin untuk menyebarkannya serta dalam mempelajari strategi perjuangan mereka. Ini sangat penting bagi generasi muda kita yang sudah sangat kritis. Sebab, dengan bukti historis yang ada, mereka akan mudah dan mau memahami perjuangan Wali Songo sebagai perintis penyebaran Islam di Nusantara.

Temuan yang menarik dalam studi sejarah ini adalah adanya kepercayaan Kapitayan yang terdapat di kalangan masyarakat Jawa purba: kepercayaan yang secara keliru oleh sejarawan Belanda disebut dengan istilah Animisme-Dinamisme. Kepercayaan ini tidak pernah sirna walaupun berbagai agama besar datang. Ternyata, kepercayaan tauhid dalam Kapitayan itulah yang memberikan kemudahan masyarakat Jawa dan Nusantara menerima ajaran tauhid yang dibawa oleh Wali Songo. Kita dan Wali Songo bisa menerima ajaran Kapitayan. Sebab, ahlusunah waljamaah mengategorikan agama secara proporsional, yakni ad-dîn, millah, dan nihlah. Kepercayaan Kapitayan termasuk dalam kategori nihlah: yaitu ada bekasnya, tetapi tidak lagi diketahui siapa pembawanya dan ritual keagamaannya. Meskipun demikian, berbagai hikmah yang ada di dalamnya patut kita ambil dan perlu kita selamatkan, sehingga keberagamaan kita berakar kuat dan memiliki pijakan historis.

Memang, untuk menjadi sejarawan Islam Nusantara dibutuhkan kemampuan lebih; selain menguasai bahasa kitab kuning juga menguasai bahasa Jawa Kuno. Dengan demikian, sumber-sumber sejarah bisa diambil dari naskah dan bahasa aslinya, bukan mengais-ngais berbagai opini yang dibuat para orientalis, yang tentunya banyak yang menyimpang dari pengertian dan maksud sebenarnya dari naskah dan sejarah yang ada. Kemampuan membaca dan kemampuan menafsirkan secara kreatif itulah yang dimiliki oleh sejarawan Agus Sunyoto, sehingga mampu menghadirkan Wali Songo sebagai tokoh sejarah yang layak diteladani perilaku pribadinya, semangat juangnya, serta strategi dakwahnya. Dengan menempatkan Wali Songo dalam konteks sejarah ini, berarti menempatkan Wali Songo sebagai “manusia” (bukan dewa dalam dongeng), tetapi manusia yang segala langkahnya merupakan tindakan objektif yang bisa ditiru dan dikembangkan oleh manusia modern saat ini.

Daftar Lampiran

Atlas Wali 9
06-Mei-2021, 4:34 WIB
Baca

PONPES ASSALAFIYYAH MLANGI

Pesantren Assalafiyyah Mlangi adalah lembaga pendidikan formal berbasis pesantren wajib bording di lingkungan pondok pesantren Assalafiyyah. Hingga saat ini telah berkembang dengan berbagai lembaga pendidikan formal dibawah payung Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi yaitu; MTs, MA, dan SMK Assalafiyyah.

KONTAK KAMI

Alamat : Jl. Kyai Masduqi Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman - D.I Yogyakarta 55292
Telepon : 081393128882
Email : pengurus@ppasm.com