Detail Buku
Judul Sapiens
Sub Judul Sejarah Umat Manusia Hingga Perkiraan Punahnya
Penulis
Penerjemah Yanto Musthofa
Deskripsi Fisik 530 halaman
Penerbit Pustaka Alvabet
Kota Jakarta
Tahun 2017
ISBN 978-602-424-416-3
DDC
No Panggil
Genre/Subjek
Bahasa Indonesia
Seri
Update Terakhir Jumat, 07 Mei 2021, 5:31 wib
About the book

Buku Yang Fenomenal

 

Fenomenal mungkin kata yang tepat untuk buku ini. Sekian banyak orang yang telah membacanya (termasuk Mark Zuckerberg, Barrack Obama, Bill Gates, Jared Diamond) dan melakukan review terhadap buku ini juga saya lihat menggunakan istilah-istilah yang serupa untuk mendeskripsikan isi Sapiens. Saya tidak bermaksud memberikan spoiler, sepenuhnya yang saya tulis disini adalah gambaran informasi yang paling saya ingat dari buku ini, tentu dengan maksud menambah referensi anda untuk membacanya sendiri. Without further ado here's my insights of the book. Jadi, buku ini dibagi menjadi empat bagian dan sebuah penutup yang saya review sebagai berikut "

Bagian Satu -- Revolusi Kognitif

Pada dasarnya, buku ini sesuai judulnya menceritakan tentang manusia atau Homo sapiens. Jenis Homo sapiens masih satu famili dengan jenis Homo lain seperti neandertal, soloensis, erectus dan sebagainya. Penulis percaya bahwa kita merupakan ras hewan yang unggul jika dibandingkan dengan ras hewan yang lain karena kita memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif.

Bedanya sapiens dengan ras lain adalah kemampuan kita untuk mengkomunikasikan bukan saja hal yang riil terlihat ada (seperti pohon, air, api, makanan) seperti hewan lain, tetapi juga mampu mengkomunikasikan hal-hal yang tidak riil terlihat (seperti mimpi, angan-angan, imajinasi). Inilah yang menjadi tanda awal mulainya revolusi kognitif Homo sapiens, hingga akhirnya ras ini menjadi adidaya dan mampu menguasai (serta memusnahkan) ras dan spesies lain di muka bumi.

Bagian Dua -- Revolusi Pertanian

Kemampuan komunikasi menjadikan manusia bisa bekerja sama. Kemudian, manusia mulai menyesuaikan dunia seperti yang dibutuhkan (dan diinginkan) supaya manusia bisa lestari. Tidak hanya dunia yang diubah, manusia juga mengubah morfologi hingga way of life mereka sendiri. Revolusi pertanian ditandai dengan berubahnya gaya hidup nomaden menjadi menetap. Manusia merasa menetap lebih menguntungkan karena semua lebih bisa diatur untuk kepentingannya, bahkan alam bisa didomestikasi.

Bagian yang paling saya suka di bagian ini adalah ketika penulis menjabarkan istilah 'domestikasi' itu sendiri artinya 'di dalam rumah'. Jadi, ketika kita memelihara tanaman pertanian (gandum, padi, kentang, jagung) dan mencurahkan seluruh tenaga dan waktu kita untuk merawat tanaman tersebut, maka pada dasarnya yang didomestikasi adalah kita (yang ada di dalam rumah), bukan tanaman itu sendiri (yang berada di luar rumah). 

Istilah 'domestikasi' ini juga berlaku untuk seluruh hal-hal lain yang diinginkan/menjadi tujuan kehidupan manusia, dalam konteks kecenderungan kita untuk mencurahkan seluruh waktu dan tenaga kita untuk meraihnya. Bisa dikatakan manusia 'didomestikasi' oleh hal-hal yang diperlukan/diinginkannya, bahkan jika itu berarti merubah cara hidup / way of life kita. Tindakan dan sikap manusia akan selalu didorong oleh apa yang menjadi keinginannya (termasuk mimpi, cita-cita, aspirasi), menjadi hal yang dibahas dan diceritakan penulis dengan menarik di bagian ini.

Bagian Ketiga -- Pemersatuan Umat Manusia

Bagian buku yang paling mencengangkan (juga menyegarkan) untuk dibaca. Penulis bermula dengan menunjukkan kelemahan sistem barter dan lahirnya konsep uang sebagai alat pemersatu manusia dalam mencapai tujuannya. Uang sebagai alat tukar memiliki dua unsur yang penting, daya tukar universal dan kepercayaan universal. Dua kelompok manusia bisa saja tidak mempercayai hal yang sama, namun uang dapat membuat kita percaya bahwa orang lain mempercayai sesuatu, yaitu uang, dan daya tukar uang bisa diakui dimana saja, selama manusia mempercayainya.

Walaupun kita belajar dari pengalaman panjang sejarah bahwa terdapat hal-hal yang seharusnya tidak dapat dibeli dengan uang, seperti manusia lain, harga diri, kehormatan, dan norma-norma lainnya; namun uang akan selalu berusaha menerobos pembatas itu. Jadi, uang akan selalu menimbulkan kontradiksi untuk manusia.

Bagian buku ini juga membahas tentang agama, kemunculan politik, paham-paham seperti nasionalis, feminisme, liberalisme, kapitalisme dan konflik-konflik yang muncul dalam beberapa abad terakhir. Sangat, sangat menarik untuk dibaca.  Kapitalisme bahkan dianggap penulis sebagai 'agama baru' yang keberadaannya tidak terpisahkan dan menjadi motor dari kehidupan manusia sehari-hari, tak terkecuali usia, sadar maupun tidak disadari. Definisi 'kapitalisme' sendiri diartikan bagaimana manusia mengarahkan hartanya sebagai modal / kapital untuk memperoleh harta yang lebih banyak lagi.

Bagian Keempat -- Revolusi Sains

Sains atau ilmu pengetahuan dipercaya sebagai bagian tak terpisahkan dari siklus kemajuan (dan penguasaan) oleh manusia. Berangkat dari hal yang tidak diketahuinya, manusia kemudian selalu belajar. Hasil pembelajaran seringkali kita gunakan tidak hanya untuk mengatasi masalah, namun juga untuk menguasai dunia ini dengan pengetahuan kita. Bagian buku ini mulai menyinggung juga tentang Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dan bagaimana masa depan Homo sapiens akan bergeser dari yang menciptakan teknologi menjadi tergantung pada teknologi yang diciptakannya.

Mesin sedang belajar dari manusia, sebaliknya manusia makin lama makin melupakan skill-skill hakikinya sebagai manusia (seperti memasak, membersihkan tempat hidupnya, belajar) dan terlalu bergantung pada kemudahan yang ditawarkan teknologi. Kembali ke terminologi dan makna dari domestikasi, siapa yang mengontrol siapa.

Penutup -- Hewan yang menjadi Tuhan

Kemana tujuan Homo sapiens? Manusia telah bergerak dari kebutuhan untuk bertahan hidup hingga menjadi keinginan untuk menguasai hidup itu sendiri. Keinginan untuk dapat hidup selamanya mulai muncul dan menjadi tujuan yang kadang tidak disadari manusia, namun nyatanya diinginkan dan dikejar. Sampai di bagian akhir buku ini tetap mengasyikan untuk dibaca. Lanjutan dari Sapiens yang berjudul Homo Deus oleh pengarang yang sama juga merupakan kelanjutan dari Sapiens yang lebih berfokus ke usaha-usaha manusia untuk menjadi 'Dewa'.  

Buku ini memberi tambahan pengetahuan tentang bagaimana dunia ini bekerja. Review dari nama-nama besar yang saya sebutkan di awal tadi juga mengindikasikan bahwa informasi yang ada di buku ini legit atau riil adanya. Sedikit saran saya ketika membaca buku ini : do not take everything too seriously. Karena pada beberapa halaman bisa jadi anda akan menemukan beberapa statement penulis yang secara prinsip tidak anda setujui. 

Bagaimanapun, buku ini hanyalah buah pemikiran satu orang saja. Kita tetap berhak dan bertanggung jawab atas pendapat dan kepercayaan kita masing-masing.

Daftar Lampiran

Sapiens
07-Mei-2021, 5:33 WIB
Baca

PONPES ASSALAFIYYAH MLANGI

Pesantren Assalafiyyah Mlangi adalah lembaga pendidikan formal berbasis pesantren wajib bording di lingkungan pondok pesantren Assalafiyyah. Hingga saat ini telah berkembang dengan berbagai lembaga pendidikan formal dibawah payung Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi yaitu; MTs, MA, dan SMK Assalafiyyah.

KONTAK KAMI

Alamat : Jl. Kyai Masduqi Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman - D.I Yogyakarta 55292
Telepon : 081393128882
Email : pengurus@ppasm.com