Judul | Collapse |
Sub Judul | Runtuhnya Peradaban - Peradaban Dunia |
Judul Asli | Collapse |
Penulis | |
Penerjemah | Damaring Tyas Wulandari Palar |
Deskripsi Fisik | 748 halaman |
Penerbit | Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) |
Kota | Jakarta |
Tahun | 2014 |
ISBN | 978-602-424-726-3 |
DDC | |
No Panggil | |
Genre/Subjek | |
Bahasa | Indonesia |
Seri | |
Update Terakhir | Minggu, 16 Mei 2021, 6:12 wib |
Sejumlah tipe ke me rosotan yang lebih ringan itu antara lain kenaikan dan penurunan kecil kemakmuran secara normal, serta restrukturisasi kecil politik/ ekonomi/ sosial, pada masyarakat mana pun; penaklukan suatu masyarakat oleh tetangga dekatnya, atau kemerosotan akibat menan jaknya tetangga, tanpa perubahan ukuran populasi total atau kompleksitas di keseluruhan wilayah; dan penggantian atau penggulingan elite pemerintahan oleh elite pemerintahan lain. Berdasarkan standar-standar itu, kebanyakan orang akan menganggap masyarakat-masyarakat silam berikut sebagai korban keruntuhan skala penuh, bukan sekadar kemerosotan kecil: Anasazi dan Cahokia di wilayah yang kini merupakan Amerika Serikat modern, kota-kota Maya di Amerika Tengah, masyarakat Moche dan Tiwanaku di Amerika Selatan, Yunani, Mikene dan Kreta Minos di Eropa, Zimbabwe raya di Afrika, Angkor Wat dan kota-kota Lembah Indus Harappa di Asia, serta Pulau Paskah di Samudra Pasiik (peta, halaman 6–7).
Reruntuhan monumental yang ditinggalkan oleh masyarakat-masyarakat silam itu mencengkeram kita dengan daya tarik romantis. Kita terkagum-kagum sewaktu kecil, ketika mempelajari tentang masyarakat zaman dulu melalui foto dan gambar. Sewaktu kita bertumbuh besar, banyak di antara kita yang merencanakan melancong ke sana untuk merasakan langsung tempat-tempat itu sebagai wisatawan. Kita merasa tertarik kepada keindahan reruntuhan yang seringkali spektakular dan mencekam, dan juga kepada misteri-misteri yang mereka hadirkan. Ukuran reruntuhan-reruntuhan itu menjadi saksi akan kemakmuran dan kekuasaan para pembangunnya dahulu— mereka menyombong, “Look on m y w orks, ye m ighty, and despair!” dalam syair Shelley. Namun para pembangun itu lenyap, meninggalkan struktur-struktur agung yang telah mereka bangun dengan susah payah.
Bagaimana bisa masyarakat yang tadinya sedemikian perkasa lantas runtuh? Bagaimana nasib orang-orangnya?—apakah mereka pindah, dan (jika memang begitu) mengapa, atau apakah mereka tewas dengan cara yang tidak menyenangkan?
Daftar Lampiran
|
Collapse 16-Mei-2021, 6:14 WIB |
Baca |
Pesantren Assalafiyyah Mlangi adalah lembaga pendidikan formal berbasis pesantren wajib bording di lingkungan pondok pesantren Assalafiyyah. Hingga saat ini telah berkembang dengan berbagai lembaga pendidikan formal dibawah payung Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi yaitu; MTs, MA, dan SMK Assalafiyyah.
Alamat : Jl. Kyai Masduqi Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman - D.I Yogyakarta 55292
Telepon : 081393128882
Email : pengurus@ppasm.com